Lajang; Ada Yang Pilihan, ada Yang Kegagalan


taken from Jawa Pos 28 October 2008

Sekarang ini muncul kecenderungan perempuan tetap melajang hingga di usianya yang melewati bilangan kepala tiga. Ada banyak alasan:
-          Mulai ingin berkarir hingga belum menemukan pria yang tepat.
-          Keinginan untuk mencari pasangan sudah tidak sebesar ketika masih berusia 20-an. Karena itu, mereka memilih focus pada hal yang lain.
Menurut Suryanto, dosen psikologi Unair, standar usia untuk menikah terus bergeser. Kultur sosial yang memengaruhinya. Dulu, menikah di usia 16 tahun dianggap telat. Sedangkan sekarang, melajang hingga usia akhir 20-an masih dimaafkan. “Malah di Jakarta trennya menikah di usia 35”, katanya.
Ada dua alasan mendasar yang membuat perempuan betah melajang hingga usia yang tidak lagi muda. 1. Mengikuti ekspektasi sosial. Sekarang, seperti halnya laki-laki, perempuan juga dituntut untuk berprestasi di bidang pekerjaan.
2. Merasa gagal dalam kehidupan asmara sehingga melarikan diri ke pekerjaan.
Keputusan untuk melajang, tidak jadi masalah jika memang didasari oleh alas an yang pertama. Tetapi, jika didasari alas an kedua, harus ada penanganan segera.
Menikah adalah kebutuhan. Bukan hanya urusan seks, tapi juga kebutuhan untuk berinteraksi. Kebutuhan untuk berbagi kasih, emosi, atau cara pandang dengan pasangan.
Karena itu, tidak ada batasan seseorang untuk mencari pasangan. Jadi tidak ada yang namanya kata menyerah. Apalagi secara fisik, perempuan masih bisa bereproduksi hingga menopause. Memang kehamilan di atas usia 35 memiliki resiko besar. Tapi, bukan berarti tidak bisa kan.
Jika seseorang memutuskan untuk melajang karena merasa gagal dan tidak percaya diri, keluarga dan lingkungan terdekat harus segera turun tangan. Orang-orang disekitarnya harus melakukan pendekatan. Beri perhatian sambil terus didorong agar mau mengubah pola pikir dan mau membuka diri untuk mencari pasangan.
Tapi, jika orang itu mengalami kegagalan yang traumatis, dibutuhkan konsultasi dengan pihak yang berkompeten. Namanya trauma itu kan meninggalkan bekas luka. Nah, penyembuhannya harus pelan-pelan.

Komentar

Postingan Populer