Eksistensi Diri Rosi Menjadi Transgender


BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Sastra adalah suatu kreativitas pengarang yang dituangkan lewat karyanya berupa novel, puisi, atau drama. Seperti yang Darma (2004: 1) katakan bahwa sastra berfokus pada kreativitas. Sastra (literature) memiliki estetika yang memuat keindahan suatu karya. Karya sastra sendiri memuat keindahan serta mengandung isi yang mengandung amanat bagi pembacanya.
Untuk menganalisis suatu karya sastra, studi sastra sangat dibutuhkan sebagai acuan atau bahan untuk memberikan kaidah-kaidah dalam karya sastra atau pedoman untuk menganalisis karya sastra, yang disebut teori sastra. Definisi Darma (2004:2-3) tentang teori sastra (theory of literature/literary study/critical theory) adalah kaidah-kaidah untuk diterapkan dalam analisis karya sastra.
Memaknai karya sastra perlu pertanggungjawaban logika seperti yang dikatakan Darma (2004: 1) di dalam dunia akademik dikenal istilah kritik sastra yang pertanggungjawabannya logika. Adapun maksud dari kalimat tersebut tidak lain bertujuan untuk (1) membantu pembaca yang mendapat kesulitan memahami karya satra, (2) membantu pembaca memilih yang terbaik dari sejumlah alternative bacaan, dan (3) membantu pembaca menilai karya sastra (Alwasilah, http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/062006/24/khazanah/lainnya01.htm).
Sastra merupakan suatu bentuk pengalaman manusia sesuai dengan zaman dimana manusia itu berada. Dalam hal ini objek karya sastra adalah realita. Kenyataan karya sastra berupa pengalaman berada di budaya masyarakat pada waktu itu. Keberadaan diri manusia dalam mengungkap jati dirinya akan tampak di masyarakat dari cara dia bertindak dan bertutur. Inilah yang disebut eksistensi diri manusia. Eksistensi diri manusia tampak pada tokoh Rosi di dalam novel Dimsum terakhir karya Clara Ng. Clara Ng adalah novelis Indonesia pertama yang membeberkan persoalan seputar kaum keturunan Tionghoa tanpa prasangka.
Clara Ng mengembangkan kehidupan tokoh-tokoh ceritanya dengan lincah, kreatif, manusiawi, tan tanpa beban. Oleh sebab itu Dimsum terakhir lahir menjadi potret utuh kehidupan sebuah keluarga modern dengan segala ragam persoalannya. Konflik-konflik antra saudara (kembar) meluncur karena perbedaan karakter diantara mereka. Clara membuat satu deskripsi yang detai dari sisi fisik hingga perilaku tokoh-tokohnya. Persoalan-persoalan yang mengalir muncul dalam ketegangan antara menuruti kehendak pribadi (karier) atau ikhlas berkorban untuk orang lain. Di dalam Dimsum Terakhir terdapat “lampu kuning” bahwa ada hal yang harus diperbaiki dalam perikehidupan kita (Clara, 2006: i)
Eksistensialisme merupakan keberadaan diri manusia untuk mencari hakikat diri di dalam masyarakat. Eksistensialisme yang berpusat pada diri individu manusia merupakan pilihan hidup yang bertanggung jawab bagi dirinya. Apapun konsekuensinya merupakan pilihan hidup yang harus manusia jalani karena pada hakikatnya manusia hidup di tengah-tengah masyarakat.
Tokoh Rosi di dalam eksistensinya dikupas secara detail bahwa Rosi sangat berbeda dengan ketiga saudaranya. Rosi sejak kecil sudah menampakkan perbedaan itu, baik dari bentuk fisik maupun jiwa sampai pada akhirnya dia menemukan siapa dia sebenarnya seiring dengan jalannya waktu. Rosi sebagai manusia yang menganggap dirinya normal walaupun jiwanya laki-laki yang terjebak di dalam tubuh perempuan sangat menginginkan eksistensi dirinya di dalam masyarakat terutama keluarganya.
Demikian makalah ini akan membahas tentang eksistensi diri Rosi menjadi transgender di dalam novel Dimsum Terakhir karya Clara Ng serta perjalanan Rosi yang pada akhirnya menemukan jati dirinya itu.

1.2. Fokus Penelitian
            Berdasarkan latar belakang masalah, adapun fokus penelitian ini adalah:
1.) Bagaimanakah kemampuan Rosi dalam mengaktualisasikan-diri dengan lingkungan sosial masyarakatnya?
2.) Motivasi apakah yang mendorong Rosi mengaktualisasikan-diri?

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian tersebut, maka yang menjadi dasar bagi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1.)    Kemampuan Rosi dalam mengaktualisasikan-diri dengan lingkungan sosial masyarakatnya.
2.)    Mengetahui motivasi yang mendorong Rosi mengaktualisasikan-diri.

1.4. Manfaat Penelitian
                        Penelitian ini meneliti tentang kehidupan seorang transgender yang ada dalam Dimsum Terakhir karya Clara Ng. Kehidupan transgender dalam novel ini sesuai dengan realita kehidupan. Setelah memahami kehidupan tokoh yang mengalami transgender, pembaca dapat memetik manfaat pengetahuan kehidupan para transgender yang hampir sama di dalam kehidupan realita salah satunya yang memiliki seluk beluk permasalahan seperti yang dialami Rosi dalam Dimsum Terakhir karya Clara Ng.














BAB II
KAJIAN PUSTAKA


2.1 EKSISTENSIALISME
Menurut Darma (2004:36) tentang hakikat kebenaran, manusia melakukan pemikiran. Manusia berpikir tentang kebenaran yang ada di dunia, kebenaran yang dia miliki, berada segala-segalanya di tangan Tuhan. Kebenaran yang dicapai manusia sebenarnya merupakan kebenaran yang relatif, artinya kebenaran berdasarkan konteks-konteks tertentu, bukan kebenaran untuk semua konteks yang hanya dimiliki oleh Tuha. Sifat Tuhan itu absolut dan abadi sehingga manusia tidak bisa menggapainya.
Eksistensialisme, sebagaimana yang dibawakan oleh Jean-Paul Sartre (Prancis), albert Camus (Prancis Aljazair), dan Martin Heidegger di dalam Darma (2004: 90) adalah filsafat, namun dapat juga muncul dalam bentuk sastra. ”Realitas manusia adalah bebas, paad dasarnya dan sepenuhnya bebas!”. Semangat Sartre akan kebebasan eksistensinya menyadarkan orang-orang akan pentingnya kebebasan individu. ”Jadilah diri sendiri dan hiduplah sebagai manusia unggul!” Nietzche juga memiliki pemikiran yang sama tentang pentingnya eksistensialisme diri. Darma (2004:91) tentang eksistensialisme abad ke-dua puluh, manusia dilahirkan bagaikan ”dilemparkan” begitu saja ke dunia. Apa yang terjadi pada diri manusia merupakan pertanggungjawaban yang dia punyai sebagai pilihan hidup. Di dalam hidup, manusia pun perlu berinteraksi dengan orang lain di dalam masyarakat. Apa pun konsekuensi yang ada pada diri manusia merupakan konsekuensi yang harus dia jalani selaku bagian dari masyarakat. Begitu juga yang dialami Rosi tentang konsekuensi pengakuan di masyarakat. Konsekuensi yang dialami Rosi merupakan pilihan hidup yang terkadang menimbulkan rasa takut (angst).

2.2. TRANSGENDER
            Transgender adalah suatu penyimpangan seksual yang dimiliki oleh manusia berkaitan dengan jiwanya. Sering penyimpangan seksual tersebut disebut kelainan akan kromosom yang dimiliki. Pada dasarnya etika sel telur yang selalu berkromosom X dibuahi oleh sperma, maka di saat itulah dapat diketahui apakah individu itu laki-laki atau perempuan. Kalau kromosom yang membuahi adalah kromosom X maka jadilah XX yang berarti perempuan sedang bila sperma yang masuk berkromosom Y maka jadilah XY atau laki-laki. Ada beberapa kelainan kromosom seperti XXY atau XYY namun frekuensinya tidak banyak.
Meskipun ada gen yang benar-benar terbukti mempengaruhi perilaku homoseks, haruskah manusia merubah sikapnya dengan menerima homoseks sebagai kejadian normal dan tidak berusaha menyembuhkannya? Banyak penyakit lain disebabkan kelainan genetik. Hemophilia, Thalasemia, bahkan hipertensi, diabetes dan penyakit gila pun punya predisposisi genetik. Kelainan genetik bisa disembuhkan walaupun membutuhkan waktu lama dalam proses penyembuhannya. Dapat diperkecualikan kasus homoseks yang memang disebabkan kasus genetik, mereka harus diterapi bila berperilaku menyimpang yang menimbulkan gangguan di dalam masyarakat.
Kesadaran akan jenis kelamin tentu terjadi ketika seorang anak mulai berpikir tentang dirinya. Pikiran tentang transgender ini merupakan salah satu  poin proses identifikasi diri. Jika identifikasi ini cocok dengan kondisi fisiknya maka tumbuhlah anak tersebut menjadi individu yang sehat.
Orang tua sering hanya pasif saja dan merasa bahwa anaknya pastilah akan
tumbuh sesuai dengan jenis kelaminnya. Kadang orang tua tidak memberi perhatian yang cukup pada perkembangan jiwa anak dan baru kaget setelah ada gejala yang menyimpang. Di dalam Psikologi Sosial (Sears, Freedman, dan L. Anne Peplau: 209) penghayatan manusia terhadap identitas jenis kelamin, diperoleh pada saat-saat awal kehidupan sekitar usia 2 atau 3 tahun. Pada usia 4 atau 5 tahun, anak-anak mampu menyebutnya jenis kelamin orang lain dengan tepat. Namun, pemahaman tentang jenis kelamin ini berbeda dengan yang dimiliki oleh orang dewasa. Penelitian Kohlberg (ibid) dan pakar-pakar psikologi perkembangan lainnya telah mencatat fakta yang mengejutkan yaitu bahwa anak-anak kecil berpikir kalau mau mereka dapat berganti jenis kelamin.
            Sejalan dengan perkembangan Rosi saat Rosi kecil berbeda dengan saudara-saudaranya membuat dia berpikir tentang siapa dia sebenarnya dan mengapa dia berbeda.



BAB III
METODE PENELITIAN


3.1. Rancangan Penelitian
            Untuk memperoleh penafsiran dan pemahaman yang jelas tentang aktualisasi-diri Rosi dalam novel Dimsun Terakhir karya Clara Ng, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (1992:18-19), metode penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan yang menghasilkan data deskriptif: ucapan dan tulisan…” yang digunakan untuk mencari pemahaman makna (understanding) atas sesuatu. Dengan demikian, penelitian ini menggunakan studi pustaka melalui pendekatan struktur sastra dan isi novel. Pendekatan struktur sastra mencakup penokohan, konflik, dan latar, sedangkan pendekatan isi mencakup aktualisasi-diri melalui konsep psikologi humanistic.

3.2. Objek dan Fokus Penelitian
            Objek penelitian ini adalah aktualisasi-diri Rosi dalam novel Dimsum Terakhir karya Clara Ng. Dengan demikian, penelitian ini difokuskan pada penokohan Rosi yang ditunjukkan melalui pikiran, ucapan, dan sikapnya.



3.3. Sumber Data
            Sumber data penelitian adalah novel Dimsum Terakhir karya Clara Ng, yang ditunjukkan berbentuk kata dan kalimat yang digunakan Clara Ng dalam novel tersebut. Penelitian ini akan menggunakan alat penunjang berupa referensi-referensi yang berkaitan dengan data utama yakni referensi sastra dan psikologi.

3.4. Metode Pengumpulan Data.
            Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode: (1) pembacaan saksama atau close reading, dan (2) pencatatan data yang dibutuhkan, dan (3) diskusi. Kegiatan pembacaan saksama dilakukan terhadap isi novel, untuk menjaring data penelitian yang terkait dengan perkembangan kepribadian tokoh utama yang ditunjukkan melalui pikiran, ucapan, dan sikapnya, serta peristiwa dan konflik yang dialaminya. Pencatatan dilakukan untuk merekam aspek yang memerikan gambaran rinci tentang unsur perkembangan kepribadian tokoh utama. Kegiatan diskusi dilakukan dengan mengkaji silang saran-saran dari teman diskusi dan narasumber.

3.5. Teknik dan Prosedur Analisis Data
            Teknik analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis isi. Analisis deskriptif, digunakan untuk menelaah struktur novel dengan mendeskripsikan unsur penokohan, konflik, dan latar agar unsur-unsur ini dapat terungkap dengan jelas. Kemudian analisis isi, digunakan untuk menelaah isi novel dengan menganalisis perkembangan kepribadian tokoh utama agar dapat mengungkap aktualisasi-dirinya termasuk motivasi yang mendorong tokoh mengaktualisasikan-diri melalui pendekatan psikologi humanistic Abraham Maslow, untuk selanjutnya dapat ditemukan kesimpulan.
            Prosedur analisis data dilakukan sepanjang penelitian berlangsung secara terus menerus dari awal sampai akhir penelitian. Cara melakukannya diatur melalui tahapan berikut: (1) mendeskripsikan pikiran, ucapan, dan sikap tokoh utama, (2) mendeskripsikan perkembangan kepribadian tokoh utama sehingga dapat terungkap aktualisasi-dirinya termasuk motivasi yang mendorongnya mengaktualisasikan-diri, dan (3) menyimpulkan hasil pemerian dan analisis dari data yang telah diperoleh.













Referensi


Alwasilah, A. Chaedar. Pembaca Pasrah dan Gelisah. Diakses dari http://www.pikiranrakyat.com/cetak/2006/062006/24/khazanah/lainnya01.htm tanggal 16 April 2007.

Bogdan, Robert, dan Steven J. Tylor. 1992. Pengantar Metoda penelitian kualitatif, Tj. Arief Furchan. Surabaya: Usaha Nasional.

Clara, Ng. 2006. Novel Dimsum Terakhir. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Darma, Budi. 2004. Pengantar Teori Sastra Jakarta: Pusat Bahasa.
Sears, David O, Jonathan L. Freedman, L. Anne Peplau. 1991. Psikologi Sosial.
Edisi ke-lima jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Komentar

Postingan Populer