KURIKULUM SEBAGAI ALAT MASA DEPAN BANGSA
Kurikulum
merupakan alat yang sangat penting untuk keberhasilan pendidikan. Tanpa
kurikulum yang sesuai akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan
yang diinginkan. Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali
diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk
menyesuaikannya dengan perkembangan dan kemajuan zaman, guna mencapai hasil
yang maksimal. Kurikulum sebagai alat yang begitu penting bagi
perkembangan bangsa dipegang oleh pemerintah suatu negara.
Masa depan bangsa terletak dalam
tangan genereasi muda. Guru merupakan kunci utama dalam pelaksanaan kurikulum
harus memahami seluk-beluk kurikulum.
Kurikulum
Istilah kurikulum berasal dari
bahasa Latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh
seorang pelari (Hamalik, 2005: 16). Suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan
yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan
ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.
Adapun beberapa
tafsiran tentang kurikulum (ibid:
16-17) diantaranya:
Kurikulum memuat isi dan materi
pelajaran. Yaitu mata ajaran (subject matter) yang harus ditempuh oleh
siswa.
Kurikulum sebagai Rencana
Pembelajaran. Yaitu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan
siswa. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata ajaran saja, akan tetapi
juga segala sesuatu yang mempengaruhi perkembangan siswa, seperti: perlengkapan
perpustakaan, pembangunan sekolah, perlengkapan sekolah, dan lain-lain.
Kurikulum sebagai Pengalaman Belajar.
Dimana kegiatan belajar mengajar tidak terbatas pada ruang kelas saja,
melainkan juga di luar kelas yang pada hakikatnya memberikan pengalaman belajar
pada siswa.
Komponen-komponen kurikulum
Ralph
W. Tyler dalam bukunya Basic Principles
of Curriculum and Instruction (1949), salah satu bukunya yang paling
berpengaruh dalam pengembangan kurikulum, mengajukan 4 pertanyaan pokok, yakni:
- tujuan apa yang harus dicapai sekolah?
- bagaimanakah memilih bahan pelajaran guna mencapai tujuan itu?
- bagaimanakah bahan disajikan agar efektif diajarakan?
- bagaimanakah efektivitas belajar dapat dinilai?
Berdasarkan pertanyaan itu ,maka
diperoleh keempat komponen (hal 18) yakni, (1) tujuan, (2) bahan pelajaran, (3)
proses belajar-mengajar, (4) evaluasi atau penilaian. Keempat komponen itu
dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Komentar