Pendidikan Anak Islami


Saya sebagai orangtua dari kedua anak saya, ingin sekali membagikan ilmu mengenai pendidikan anak sesuai dengan ajaran Islam dan tuntunan Rasulullah SAW. Saya berharap semoga saya dan suami bisa menuntun anak-anak ke jalan Allah SAW yang bertakwa, beriman, dan beramal sholeh. Serta berakhlak mulia. Bagi saya dan suami yang penting adalah anak-anak memiliki etika dan akhlak yang baik dalam bermasyarakat serta takwa kepada Allah SAW. Saya harap juga demikian bagi para orangtua semoga anak-anak kita tumbuh jadi anak yang berakhlak dan sholeh serta berguna bagi agama, bangsa dan bernegara. Amin ya Robbal Alamin.

“Apabila manusia mati maka terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu bermanfaat, atau anak sholeh yang mendo’akannya.”
(HR. Muslim, dari Abu Hurairah)
Peranan keluarga sangatlah penting dalam pendidikan. Karena keluarga tempat pertumbuhan anak pertama dimana dia mendapatkan pengaruh terutama dari orangtuanya pada masa yang amat penting dan amat kritis yaitu diusia tahun-tahun pertama dalam kehidupannya (usia pra-sekolah). Sebab apa yang sudah ditanamkan dalam diri anak akan sangat membekas.
Maka dari itu peranan keluarga sangat besar di dalam masyarakat. Karena keluarga merupakan batu pondasi bangunan masyarakat dan tempat pembinaan pertama untuk mencetak dan mempersiapkan calon pemimpin bangsa.
Syaikh abu Hamid Al Ghazali ketika membahas tentang peran kedua orangtua dalam pendidikan mengatakan: “Ketahuilah, bahwa anak kecil merupakan amanat bagi kedua orangtuanya. Hatinya yang masih suci merupakan permata alami yang bersih dari pahatan dan bentukan, dia siap diberi pahatan apapun dan condong kepada siapa saja yang disodorkan kepadanya jika dibiasakan dan diajarkan kebaikan di akan tumbuh dalam kebaikan dan berbahagialah kedua orang tuanya di dunia dari akherat, juga setip pendidik dan gurunya. Tapi jika dibiasakan kejelekan dan dibiarkan sebagaimana binatang ternak, niscaya akan menjadi jahat dan binasa. Dosanya pun ditanggung oleh guru dan walinya. Maka hendaklah ia memelihara, mendidik, dan membina serta mengajarinya akhlak yang baik, menjaganya dari teman-teman jahat, tidak membiasakannya bersenang-senang dan tidak pula menjadikannya suka kemewahan, sehingga akan menghabiskan umurnya untuk mencari hal tersebut bila dewasa.”
Adapun tujuan pendidikan dalan Islam, yakni menyiapkan individu untuk dapat beribadah kepada Allah SWT. Termasuk memperhatikan anak sebelum lahir, mengikuti tuntunan Rasulullah dalam kehidupan rumah tangga kita. Rasulullah memerintahkan kepada kita:
“Jika seseorang diantara hendak menggauli istrinya, membaca: “Dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari syaitan dan jauhkanlah syaitan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami.” Maka andaikata ditakdirkan keduanya mempunyai anak, niscaya tidak ada syaitan yang dapat mencelakakannya.”

Memperhatikan anak ketika dalam kandungan
Islam mensyariatkan kepada ibu hamil agar tidak berpuasa pada bulan Ramadhan untuk kepentingan janin yang dikandungnya. Sabda Rasulullah:
“Sesungguhnya Allah membebaskan separuh shalat bagi orang yang bepergian, dan (membebaskan) puasa bagi orang yang bepergian, wanita menyusui dan wanita hamil.” (HR Abu Dawud, At Tirmidzi dan An Nasa’i)
Sang ibu hendaklah berdo’a untuk bayinya dan memohon kepada Allah agar dijadikan anak yang shaleh dan baik, bermanfaat bagi kedua orangtua dan seluruh kaum muslimin. Karena termasuk do’a yang dikabulkan adalah do’a orang tua untuk anaknya.

Memperhatikan anak setelah lahir
Setelah kelahiran anak, dianjurkan bagi orangtua atau wali dan orang di sekitarnya melakukan hal-hal berikut:
1.      Menyampaikan kabar gembira dan ucapan selamat atas kelahiran.
Begitu melahirkan, sampaikanlah kabar gembira ini kepada keluarga dan sanak famili, sehingga semua akan bersuka cita. Adapun tahni’ah (ucapan selamat), tidak ada nash khusus dari Rasul dalam hal ini, kecuali apa yang disampaikan Aisyah Radhiyallahu ‘Anha: “Rasulullah SAW apabila dihadapkan kepada beliau anak-anak bayi, maka beliau mendo’akan keberkahan bagi mereka dan mengolesi langit-langit mulutnya (dengan korma atau madu)” (HR Muslim dan Abu Dawud). Ucapkanlah do’a bagi orang yang baru saja mendapat kelahiran anaknya:
“Semoga berkah bagimu atas anak yang diberikan kepadamu.”
2.      Menyerukan adzan di telinga bayi.
Hikmahnya, Wallahu A’lam, supaya adzan yang berisi pengagungan Allah dan dua kalimat syahadat itu merupakan suara yang pertama kali masuk ke telinga bayi. Juga sebagai perisai bagi anak, karena adzan berpengaruh untuk mengusir dan menjauhkan syaitan dari bayi yang baru lahir. Ini sesuai dengan pernyataan hadist:
“Jika diserukan adzan untuk shalat, syaitan lari terbirit-birit dengan mengeluarkan kentut sampai tidak mendengar seruan adzan.” (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi).
3.      Tahnik (Mengolesi langit-langit mulut)
Termasuk sunnah yang seyogyanya dilakukan pada saat menerima kelahiran bayi adalah tahnik, yaitu melembutkan sebutir korma dengan dikunyah atau menghaluskannya dengan cara yang sesuai lalu dioleskan di langit-langit mulut bayi.
Tahnik mempunyai pengaruh kesehatan sebagaimana dikatakan para dokter. Dr. Faruq Masahil dalam tulisan beliau yang dimuat majalah Al Ummah, Qatar, edisi 50, menyebutkan: “Tahnik dengan ukuran apapun merupakan mu’jizat Nabi dalam bidang kedokteran selama empat belas abad, agar umat manusia mengenal tujuan dan hikmah di baliknya. Para dokter telah membuktikan bahwa semua anak kecil (terutama yang baru lahir dan menyusu) terancam kematian, kalau terjadi salah satu dari dua hal:
a.       Jika kekurangan jumlah gula dalam darah (karena kelaparan).
b.      Jika suhu badannya menurun ketika kena udara dingin di sekelilingnya.”
4.      Member nama
Termasuk hak seorang anak terhadap orangtua adalah member anak yang baik. Diriwayatkan dari Wahb Al Khats’ami bahwa Rasulullah bersabda:
“Pakailah nama nabi-nabi, dan nama yang amat disukai Allah Ta’ala yaitu Abdullah dan Abdurrahman, sedang nama yang paling manis yaitu Harits dan Hammam, dan nama yang sangat jelek yaitu Harb dan Murrah” (HR. Abu Daud An Nasa’i)
Pemberian nama merupakan hak bapak. Tetapi boleh baginya menyerahkan hal itu kepada ibu. Boleh juga diserahkan kepada kakek, nenek, atau selain mereka.
5.      Aqiqah
Yaitu kambing yang disembelih untuk bayi pada hari ketujuh dari kelahirannya. Berdasarkan Hadist yang diriwayatkan Salman bin Ammar Adh Dhabbi, katanya: Rasulullah bersabda:
“Setiap anak membawa aqiqah, maka sembelihlah untuknya dan jauhkanlah gangguan darinya” (HR. Al Bukhari)
Dari Aisyah R.A, bahwa Rasulullah bersabda:
“Untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang sebanding, sedang untuk anak perempuan seekor kambing.” (HR. Ahmad dan Turmudzi)
6.      Mencukur rambut bayi dan bersedekah perak seberat timbangannya.
Faedahnya antara lain: mencukur rambut bayi dapat memperkuat kepala, membuka pori-pori di samping memperkuat indera penglihatan, pendengaran, dan penciuman (juz1). “Fatimah r.a menimbang rambut Hasan , Husein, Zainab dan Ummu Kaltsum; lalu ia mengeluarkan sedekah berupa perak seberat timbangannya (HR. Imam Malik)
7.      Khitan.
Yaitu memotong kulup atau bagian kulit sekitar kepala zakar pada anak laki-laki, atau bagian kulit yang menonjol di atas pintu vagina pada anak perempuan. Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah bersabda:
“Fitrah itu lima: khitan, mencukur rambut kemaluan, memendekkan kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak” (HR. Al Bukhari, Muslim).
Khitan wajib hukumnya bagi pria, dan mustahab (dianjurkan) bagi kaum wanita. Wallahu A’lam.

MEMPERHATIKAN ANAK PADA USIA ENAM TAHUN
Ini adalah periode yang amat kritis dan paling penting. Periode ini punya pengaruh yang mendalam dalam pembentukan pribadinya.
MEMPERHATIKAN ANAK PADA USIA SETELAH ENAM TAHUN PERTAMA
Pada periode ini anak menjadi lebih siap untuk belajar secara teratur. Aspek-aspek terpenting yang perlu diperhatikan:
1.      Pengenalan Allah dengan cara yang sederhana
2.      Pengajaran sebagian hokum yang jelas dan tentang halal-haram.
3.      Pengajaran baca Al qur’an.
4.      Pengajaran hak-hak kedua orangtua.
5.      Pengenalan tokoh-tokoh teladan yang agung dala Islam.
6.      Pengajaran etiket umum.
7.      Pengembangan rasa percaya diri dan tanggung jawab dalam diri anak.
MEMPERHATIKAN ANAK PADA MASA REMAJA
Pada masa ini pertumbuhan jasmani anak menjadi cepat, wawasan akalnya bertambah luas, emosinya menjadi kuat dan semakin keras, serta naluri seksualnya pun mulai bangkit.
Masa ini merupakan pendahuluan masa baligh. Maka dari itu perhatikan yang perlu dilakukan yaitu:
1.      Hendaknya anak, putra maupun putri, merasa bahwa dirinya sudah dewasa kndiri menuntut supaya diperlakukan sebagai orang dewasa, bukan sebagai anak kecil lagi.
2.      Diajarkan kepada anak hukum-hukum akil baligh dan diceritakan kepadanya kisah-kisah yang dapat mengembangkan dalam dirinya sikap takwa dan menjauhkan diri dari hal yang haram.
3.      Diberikan dorongan untuk ikut serta melaksanakan tugas-tugas rumah tangga, seperti melakukan pekerjaan yang membuatnya merasa bahwa dia sudah besar.
4.      Berupaya mengawasi anak dan menyibukkan waktunya dengan kegiatan yang bermanfaat serta mencarikan teman yang baik.

Demikian sedikit yang bisa saya sampaikan semoga bisa mermanfaat dan dapat diterapkan kepada anak-anak kita. Amin ya Robbal Alamin. :)

Komentar

Postingan Populer